Selasa, 16 Desember 2008

amazing Kahfi

Ingatkah dengan pepatah : jangan menilai buku dari sampulnya...? Juga : kadang apa yang kita lihat dengan mata kepala, bukan yang sebenarnya? (eh, ini sih bukan pepatah, tapi kutipan terjemahan dari suatu artikel yang saya lupa pengarang dan judulnya).



Beberapa hari yang lalu, ketika saya dan suami sedang bersiap-siap untuk berangkat, saya dandan di kamar sambil diperhatikan oleh dua jagoan kecil kami. Saat itu mereka baru bangun tidur dan belum mandi. Cuaca diluar gerimis. Anak-anak sedang memainkan tempat bedak saya yang sudah kosong.

Tiba-tiba Kahfi (3 th) menarik dan berusaha memukul adiknya. Aal (1 th), si bungsu, pun menangis. Saya lerai mereka. Mulanya dengan gaya klasik :
"Kahfi, jangan begitu donk, kenapa sih pukul adek?
Adek salah apa?
Jangan pukul adek kan dia masih kecil..adek sakit donk, Kahfi!", dan tentu saja tanpa hasil.
Si kakak tetap saja berusaha memukul adiknya sementara si adik semakin takut dan menangis.

Kemudian saya ingat, saya pernah baca artikel mengenai tehnik berbicara pada anak. Salah satunya yang saat itu muncul dalam ingatan saya adalah kita harus menebak apa yang dipikirkan anak dan mengkonfirmasikan perasaannya pada anak, karena mereka, dengan keterbatasan bahasa, belum mampu mengungkapkan. Aal kemudian saya titipkan dulu pada mbaknya (si Ayah sedang memanaskan mesin motor). Lalu saya ajak Kahfi bicara. Posisi kami tidak saling berhadapan, tetapi saya peluk dia dari belakang sementara dia "sibuk' mengulik jari tangannya.

Saya tanya : "Apa yang bikin Kahfi pukul Aal?"

"Aal salah apa?" (another tip from an article on Oprah.com, kalo bicara dengan anak batita, jangan mulai dengan kata "mengapa" atau "kenapa", dia akan bingung untuk menjelaskannya)

Mulanya ia diam, tetapi sambil saya elus-elus punggungnya, Kahfi menjawab : "Bunda jangan kerja"

Lho..lho...ko?

"Ujan...ayah aja kelja dulu..ayah pake jas ujan...", sambungnya.

Oalaaaaa...h.

"Kahfi takut", lanjutnya.

"Kahfi takut bunda keujanan?", tanya saya.

"Iya...", jawabnya sambil masih mempermainkan jari tangannya.

My sweet Angel!!!!!!!!!!!
Saya sampai terharuuuuuuuuuuu sekali saat itu...
Anak ini luar biasa sayang dan perhatian sama saya yang jauh dari sempurna ini sebagai ibu.
"Kahfi, bunda senang sekali Kahfi perhatian sama Bunda, jazakallohukhoiro (terima kasih, semoga Alloh membalas dengan kebaikan), bunda bangga sama Kahfi!".
"Amin", balasnya.
Tentu saja saya peluk dia...
Lalu saya tenangkan dirinya. Saya katakan kalau saya akan baik-baik saja berangkat kerja, karena hujan sudah hampir berhenti dan saya akan memakai jaket.
10 Menit selanjutnya saya habiskan dengan mendongeng cerita 3 anak babi dan serigala, favoritnya.
Sesudah itu saya dan suami pamitan pada anak-anak dan off we go.....

What a beautiful way to start a day...
Thanks to you, my son.

1 komentar:

fitri mengatakan...

So sweet....if i were u i'd have been cried becoz of it.....what a bless 2 have a sweet angel like kaf ^_^